Jalanan Kampung Mulai Rusak Kembali

shares

Sehabis jumatan aku mengantar teman untuk menabung di bank BRI, jarak antara kampung dan tempat bank sangatlah jauh, sekitar 6 KM jadi lumayan lah jarak segitu kalau ditempuh dengan jalan kaki, jadi kuputuskan untuk mengeluarkan motor sebagai alat transportasi menuju bank tersebut. Sialnya, motor Supra X aku yang sudah setahun nunggak pajak ada bekas langkah-langkah tikus, ini najis dan harus aku mandikan dulu, alhasil yang rencanannya mau berangkat jam satu jadi molor selama 15 menit.

Aku berangkat dari rumah sekitar pukul 13.16 WIB menempuh perjalanan kurang lebih 6 KM jadi sekitar 20-30 menit baru kita akan sampai di bank, tapi guys diperjalanan aku tak habis pikir banyak jalan yang sangat rusak parah, ada yang ditambal pakai batu koral yang besar-besar dan itu tidak terlalu baik untuk dilalui, jadi terpaksa aku memelankan motorku hing 20-30 KM/Jam, dalam hatiku ini pasti akibat hilir mudik truk-truk besar pengangkut pasir dari galian yang ada di desa sebrangku.


Pas mau masuk ke daerah Cimanggu, lagi-lagi masalah muncul, kali ini macet hampir 10 meter jauhnya yang disebabkan adanya pengumpulan masa untuk konvoi dalam rangka memperingati kelulusan siswa siswi Madrasah, oke tidak masalah karena aku juga dulu pernah merasakan arak-arakan konvoi mengelilingi alun-alun kota Cibeber.

Tiba di bank pukul 14.09 WIB, jadi sekitar 53 menit kami ada diperjalanan, sungguh diluar kelaziman. Karena temanku baru ke bank untuk menabung aku terpaksa mengajarkannya bagaimana mengisi form setoran tunai dan cara antri yang baik, diambilah no antrian yang sebelumnya sudah tersedia di mesin entah apa itu namanya, temanku mengambil no antrian 173 sedangkan no panggil antrian baru 142, dan ini pasti sangat membosankan menunggu di dalam, lebih baik menunggu diluar saja dan kutinggalkan temanku itu sendirian biar dia merasakan bagaimana menunggu itu.

Aku menunggu temanku hampir satu jam lebih diluar, sangat membosankan melihat orang-orang tak menyapaku seperti dikampung, hampir setiap orang yang duduk dikursi sampingku asyik dengan handphonenya, mereka asyik membaca entah apa itu, aku tak berani menyapa atau mengajak bicara karena mungkin aku akan dianggap orang tak ngerti teknologi, tapi ada satu orang yang bertanya kepadaku dengan sangat ramah dan santun, pas aku lihat baju seragamnya ternyata dia adalah satpam bank tersebut, dia bertanya:

'Sudah menabungnya?' Tanya pak satpam
'Saya cuma mengantar teman pak, itu dia orangnya' Jawab saya sambil menunjuk temanku yang baru saja keluar dari bank.

Pas motor lagi dihidupkan, terasa ada basah-basih air mentes dari atas, eh ternyata hujan turun, padahala kondisi saat itu masih terik matahari, ya sudahlah kami berteduh di dekat bank tersebut, sangat kebetulan tidak jauh dari tempat kami berteduh ada tukang mie ayam, yaudah hajar saja sambil nunggu hujan reda, dan Alhamdulillah mie ayam habis hujan pun reda, akhirnya kami bisa pulang.

Eniwey, terima kasih buat yang sudah baca cerita harianku, ini tulisan pertamaku jadi mohon maaf belum menemukan irama menulis yang baik dan asyik, kalau kalian punya saran untuk blogku silakan sampaikan di kolom komentar, sampai jumpa.

Related Posts

0 komentar:

Posting Komentar